Saturday, April 19, 2014

[Fanfiction] The Beginning (Chapter 1)

Title: The Beginning

Chapter: 1/? [(Real) First Meet]

Genre: Romance, Comedy, (a little bit of) School-life

Rate: PG-12

Disclaimer: Plot belongs to me yet inspirated from my friend's fic (you can check it in here. The title of the fic is 'Between You and Me').

Cast:
-EXO members
-Original Characters

Summary: Pertemuan pertama pasangan yang kalian kira manis awalnya tidak semanis yang kalian kira.

Author note:
Judul yang klise, plot yang klise pula (mungkin). Tapi tergantung apa saya bisa mengembangkannya dengan baik atau tidak. Ini adalah awal pertemuan dari tokoh Heerin dan Joonmyeon (aokaokaok). Kangen juga bikin fanfic dengan main fandom EXO btw ;w; Anyway happy reading~


~oOo~

Kim Joonmyeon.

Seorang pemuda yang kini berstatuskan sebagai siswa kelas 3 Royal High School. Dikenal akan banyak sisi positifnya. Sebagai pemuda tampan, siswa teladan, berasal dari keluarga terpandang, serta memiliki hati yang baik bagai malaikat–demikian kata orang-orang yang tahu tentang dirinya. Intinya banyak yang ingin berkenalan dan berteman dengannya.


Shin Heerin.

Seorang gadis yang kini berstatuskan siswi kelas 1 Royal High School. Ia adalah sosok yang tidak terlalu banyak bicara serta memiliki pembawaan yang tenang. Ia tidak begitu aktif dalam bersosialisasi. Tetapi sebenarnya ia orang yang baik. Dan oh, ia juga berasal dari keluarga yang terpandang.


Karena orang tua mereka berdua merupakan pengurus yayasan Royal High School, kedua orang ini bisa dikatakan sebagai dua siswa yang cukup terpandang di sekolah mereka. Terutama Joonmyeon yang memenuhi kriteria 'pangeran sekolah'.

Karena status 'pangeran sekolah' milik Joonmyeon itulah ia dan Heerin menjalani hubungan yang tidak satupun orang di sekolah mereka tahu. Bahkan teman terdekat mereka sekalipun.

Diantara teman-teman mereka bisa dibilang kehidupan romansa pasangan yang satu ini begitu tentram dan sangat romantis.


Tapi asal kalian tahu saja.

Bahkan pasangan ter-romantis di Royal High School saja pernah mengalami hal-hal yang agak tidak mengenakkan namun berakhir menyenangkan pula. Terutama pada bagian awal pertemuan kedua sejoli yang perbedaan usia mereka terpaut 2 tahun ini.

~oOo~

Semua berawal pada suatu Kamis malam pada 3 tahun yang lalu.


Kala itu sedang waktu makan malam di kediaman keluarga Shin.

"Mwo?" tanya seorang anak perempuan yang baru saja menelan makanannya begitu ia mendengar suatu pemberitahuan dari ayahnya.

Ya, anak perempuan ini tak lain ialah Heerin yang saat itu masih kelas 1 SMP.

"Ne, Heerin-ah. Besok appa dan umma akan pergi ke Vietnam selama 3 hari. Begitu pula dengan kakakmu yang ada kegiatan wisata di sekolahnya," terang pria separuh baya yang merupakan ayah Heerin.

Heerin menoleh ke arah kakaknya Minseok yang duduk di sampingnya. Merasa ditatap adiknya, Minseok pun menelan makanannya sebelum akhirnya ia angkat bicara.

"Kau tahu 'kan aku ada kegiatan wisata ke pulau Jeju selama 3 hari 2 malam?" tanya Minseok yang tidak begitu terdengar sebagai pertanyaan. Lebih terdengar sebagai pengingat bagi otak Heerin yang terkadang mudah lupa.

Gadis yang masih berusia 12 tahun itu kemudian beralih menatap kedua orangtuanya. Ia pun kemudian menghela napasnya.

"Kenapa pada akhirnya aku harus sendirian di rumah sih," gumamnya kesal.

Walaupun keluarga Shin kaya namun mereka tidak memakai maid satupun. Itu karena tingkat kedisiplinan dan kemandirian keluarga Shin cukup tinggi. Terutama ayah Heerin yang dulunya pernah menjadi letnan kolonel sewaktu masih menjadi tentara.

Ibu Heerin yang sedari tadi belum angkat bicara pun tersenyum maklum akan kelakuan putrinya yang akan jadi sosok yang sedikit manja kalau di lingkungan keluarganya. Maklum, anak bungsu.

"Kau tidak akan sendirian di rumah selama kami pergi, Heerin-ah," ucap ibu Heerin.

"Eh? Maksud eomma?" tanya Heerin bingung.

Sementara itu ayah Heerin yang mengerti maksud ucapan istrinya itu tersenyum simpul. Lain lagi dengan Minseok yang masih fokus dengan kegiatan makan malamnya. Dasar maniak makanan (-_-).

~oOo~

-Esok sorenya, di kediaman keluarga Kim.....-

Sore itu Joonmyeon tengah belajar di kamarnya. Karena ia sudah kelas 3 SMP makanya Joonmyeon yang tadinya sudah rajin belajar menjadi lebih rajin lagi. Apalagi ia disuruh masuk Royal High School, SMA ternama di Seoul dimana kedua orangtuanya menjadi pengurus yayasan di sekolah itu.

Ya sebenarnya tidak sepenuhnya Joonmyeon harus masuk Royal High School itu keinginan orangtuanya. Toh dari dulu pun ia ingin menempuh pendidikan di SMA itu.

Saat sedang serius belajar, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Joonmyeon dari luar.

"Tuan muda. Nyonya menyuruh saya untuk memanggil anda," kata orang itu–yang merupakan pelayan atau butler di kediaman keluarga Kim.

Mendengar ucapan butler yang sudah lama bekerja di rumahnya itu, Joonmyeon menghela napasnya. Kegiatan belajar mandirinya terganggu.

"Ne, arasseo. Tunggu sebentar, Sung-ahjussi," balas Joonmyeon. Ia menutup buku-bukunya yang terbuka di atas meja belajarnya lalu beranjak dari kursi yang sedari 1,5 jam yang lalu ia duduki. Pemuda itu kemudian berjalan menuju pintu kamarnya.

Begitu pintu dibuka, sosok Sung-ahjussi masih berdiri dengan setia di depan pintu kamar Joonmyeon.

Joonmyeon tersenyum kepada butler yang sudah bekerja kepada keluarga Kim semenjak Joonmyeon masih bayi itu.

"Ahjussi tidak usah menungguku. 'Kan ahjussi masih ada pekerjaan lain yang harus dikerjakan," ujar Joonmyeon sopan. Sung-ahjussi membalas senyum Joonmyeon dengan senyum ramah.

"Saya sedang melakukan pekerjaan saya, tuan muda,” kata Sung-ahjussi dengan nada tak kalah sopan. Joonmyeon tertawa renyah mendengar ucapan pria yang sudah dianggap sebagai ayahnya yang kedua ini. Akhirnya mereka berdua pun berjalan menuju ruang tengah, dimana ibu Joonmyeon berada saat itu.

~oOo~

Sesampainya di ruang tengah kediaman keluarga Kim.....

Joonmyeon dapat melihat ibunya kini tengah berbincang dengan sepasang suami istri–yang ia yakini sebagai keluarga Shin, tetangganya. Dan diantara pasangan suami istri itu duduklah seorang gadis yang Joonmyeon yakini sebagai putri bungsu keluarga Shin. Pemuda itu berjalan mendekati ibunya.

“Ada apa eomma memanggilku?” tanya Joonmyeon langsung to the point begitu ia berada di dekat ibunya yang masih duduk di sofa. Ibu Joonmyeon menoleh ke arah Joonmyeon.

“Ah! Joonmyeon!” pekik ibu Joonmyeon tiba-tiba, yang sukses membuat Joonmyeon dan juga Heerin tersentak kaget. “Kau harus berkenalan dengan Heerin! Kau tahu Heerin, ‘kan?” tanya ibu Joonmyeon dengan wajah berseri-seri.

Joonmyeon kemudian menatap Heerin yang tentu saja jadi tambah kaget karena tiba-tiba Joonmyeon menoleh kearahnya. Tetapi hal itu hanya berlaku sesaat saja karena detik berikutnya Joonmyeon menoleh kembali ke arah ibunya. Pemuda kelas 3 SMP itu mengangguk.

“Aku tahu, tapi aku tidak pernah bertemu dengannya,” jawab Joonmyeon jujur. Mendengar pernyataan Joonmyeon membuat Heerin sedikit kesal.

Jangan mentang-mentang aku ini anak rumahan tidak seperti kakakku yang sering bertemu denganmu ya, omel Heerin dalam hati.
“Memangnya ada apa, eomma?” Joonmyeon bertanya lagi. Agak penasaran juga dengan apa maksud pertanyaan ibunya tadi. Belum lagi ia melihat gadis itu tengah membawa tasnya entah karena apa. Seolah seperti mau melarikan diri.

“Jadi begini,” ayah Heerin angkat bicara. “Malam ini kami akan pergi ke Vietnam karena ada urusan pekerjaan, Joonmyeon-sshi. Sementara tadi pagi Minseok sudah berangkat menuju pulau Jeju karena ada kegiatan karya wisata dari sekolahnya.”

“Lalu?”

“Karena Heerin anak perempuan kami satu-satunya dan tidak mungkin menjaga rumah sendirian jadinya-“

“Heerin akan menumpang disini selama 3 hari ke depan sampai akhirnya kakaknya atau orangtuanya pulang,” potong ibu Joonmyeon (masih) dengan wajah berseri-seri. Mendengar perkataan ibunya cukup membuat mulut Joonmyeon ternganga.

Pantas saja gadis ini membawa tasnya yang terlihat berat sekali, batin pemuda itu. Dan pantas saja eomma terlihat begitu senang dari tadi, tambahnya. Yah ia tahu betul kalau ibunya ingin punya anak perempuan. Makanya begitu tahu teman dekatnya alias orang tua Heerin mempunyai anak perempuan yang tidak lain adalah Heerin sendiri, ibu Joonmyeon terlihat begitu senang tiap bertemu Heerin.

Sementara Heerin sendiri.......karena gadis yang satu ini bukanlah sosok yang mudah bersosialisasi jadinya ia merasa gugup sendiri. Apalagi ia tidak begitu dekat dengan keluarga Kim, tidak seperti kakaknya yang walaupun pemalu seperti Heerin tapi masih mudah bersosialisasi.


Terutama kepada pemuda bernama Joonmyeon ini. Ia hanya tahu tentang pemuda ini. Pernah melihatnya tapi tidak pernah bertemu secara langsung seperti ini–soalnya ia selalu berada di kamarnya dan jarang bergaul dengan tetangga-tetangganya. Entahlah apa ia bisa dekat dengan pemuda itu atau tidak, apalagi baik kedua orangtuanya maupun ibu Joonmyeon daritadi berkata kalau ia ingin Joonmyeon dan Heerin bisa dekat seperti Joonmyeon yang cukup dekat dengan Minseok.


Tanpa mereka berdua sadari, pertemuan itu merupakan awal dari kisah yang akan berlanjut dan berakhir menjadi kisah yang manis.

~oOo~

HAHAHAHAHAHAHA

Akhirnya bisa selesai juga (part 1-nya /plak). Saya bingung harus gimana ngasih judulnya. Kalau ada yang bisa ngasih saran judul silahkan~ Saya bukanlah makhluk yang ahli dalam ngasih judul ;w;

BTW JANGAN TAGIHIN THE WOLF AND THE BEAUTY-NYA JEBAL

Anyway, review? ^^

2 comments:

Anonymous said...

HAAAIIIII MANA THE WOLF AND THE BEAUTY NYAAA?? *TAGIHIN* *TAGIHIN* *TAGIHIN* WKWK /ga

btw kok ff lu makin ndewa siihhhh kereenn lanjutkan owkeyyy

cottonguardian said...

KAMU GA BACA YANG DIGARISIN ITU HAH?

sip sip ini lagi bikin part 2-nya kok

Post a Comment

 
;